Dengan berupaya menjadi orang baik dan melakukan yang terbaik, maka kebaikan itu akan selalu ada disekitar kita. Sehingga tak perlu kesempurnaan untuk bisa berbahagia. Karena bahagia sesungguhnya adalah ketika kita melihat apapun secara sempurna.

Kamis, 25 April 2013

Belum Berakhir


Tiga orang dipersimpangan jalan, mereka duduk murung diam tak bersuara. Entah apa yang mereka pikirkan. Siang dan malam tak ada bedanya, menjadi satu definisi tak terpisahkan. Jarak dan waktu, itulah bayangan fatamorgana yang mereka anggap. 

Kehadiran mereka untuk satu tujuan, kata yang tak asing bagi seorang pelajar, "Meraih Masa Depan". Dengan usaha semaksimal mungkin dengan segala kekurangan dalam keterbatasan, namun semangat mereka tetap membara. Sekalipun masalah yang datang bertubi-tubi seperti hujan membasahi bumi, semangat mereka takkan pernah padam.

Ini bukan cerita dongeng sebelum tidur, tapi realita menyadarkan mereka dengan sapaan hangat, "Hidup tak semudah seperti perkataan sang motivator" dan "Keberhasilan tak semudah diucapkan".

Sudah jelas bagi mereka, jika rasa kehilangan itu mitos, sama mitosnya dengan rasa memiliki. Pengalaman mengajarkan mereka tentang invidual fighting. Legasi egaliter antara keseimbangan naluri, doa dan gerakan.

Mereka memilih lebih baik disakiti dengan kebenaran daripada dihibur dengan kebohonngan. Mereka tak pernah takut dengan perubahan. Rasa takut bagi mereka adalah musuh utama untuk menyambut perubahan.

Hingga mereka lebih yakin dirisendiri dan jujur dalam perkataan serta tegas dalam tindakan.

Tak semua orang tahu tentang mereka, karena mereka adalah mereka maka meredam praduga dalam indahnya malam itu lebih baik.

2 komentar:

  1. Hidup itu perjuangan yang tak pernah berakhir.
    Didalam harapan ada do'a dan usaha, yang akan menyelimuti semua itu adalah kesabaran.
    Selalulah berusaha walau dalam keterbatasan.

    BalasHapus

Berilah komentar Anda