Inspirasi Ku dzul92-Seharusnya para pemimpin partai politik itu, sudah berpikir membubarkan partai-partai yang mereka pimpin. Partai-partai politik yang ada sudah tidak layak lagi diberi hak hidup.
Rakyat pun tak perlu lagi memberikan dukungan kepada mereka. Rakyat
sudah harus memahami, bagaimana hakekat partai-partai yang ada sekarang
ini. Tidak ada satupun partai politik yang serius dan sungguh-sungguh
membela kepentingan rakyat.
Justeru keberadaan partai politik itu, hanyalah menghancurkan
kehidupan rakyat. Mereka tidak pernah menjadi wakil rakyat. Mereka tidak
secara tulus memperjuangkan kepentingan rakyat. Para pemimpin partai
politik telah memanipulasi suara rakyat, dan suara rakyat digunakan
kepentingan para elite partai. Rakyat yang sejatinya pemilik suara yang
sebenarnya dibajak oleh para pemimpin partai.
Rakyat selalu dininabobokkan dengan kata-kata, suara rakyat adalah
suara tuhan. Faktnya, rakyat hanyalah kumpulan manusia yang menjadi
korban, dan menjadi alat kepentingan elite partai. Elite partai hanyalah
menomorsatukan kepentingan pribadinya, golongannya, dan kroni-kroninya.
Tidak lagi menjadikan aspirasi rakyat menjadi tema dan agenda
perjuangan mereka.
Ketika mendapatkan jabatan kekuasaan, dan memegang kekuasaan, tak
pernah lagi ingat terhadap rakyat. Janji-janji yang pernah mereka
ucapkan dan sampaikan ketika berlangsung kampanye tak lagi diwujudkan,
ketika mereka sudah berkuasa.
Bagaimana sekarang dengan sangat telanjang para para pemimpin utama
partai-partai politik terlibat dalam korupsi. Tidak ada satupun partai
politik yang tidak terlibat dalam korupsi di semua tingkatan. Jabatan
dan kekuasaan yang mereka miliki, bukan berkah bagi rakyat. Sebaliknya,
jabatan dan kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin partai itu,
justeru menjadi azab bagi rakyat.
Hidup rakyat semakin jauh dari kehidupan yang layak. Semakin banyak
rakyat yang miskin. Semakin banyak yang hidupnya semakin menderita. Tak
lagi mendapatkan perlindungan yang layak. Sebagai warga negara.
Bandingkan dengan para elite partai politik? Mereka hidup dengan
sangat mewah. Tanpa batas. Seakan sudah menjadi keniscayaan hidup mewah
itu. Banyak para pemimpin partai yang berstatus sebagai pemimpin "dakwah" (mendadak mewah). Tanpa jelas asal usul kekayaan yang dimilikinya.
Hari-hari ini bangsa Indonesia disuguhi sebuah kisah yang sangat
getir. Di mana di satu sisi rakyat menghadapi kemiskinan, di satu sisi
yang lain, melihat kemewahan kehidupan yang sangat luar biasa, yang
sebagian dipertontonkan oleh para pemimpin partai. Mereka seakan tidak
memahami kehidupan bangsa Indonesia yang sedang ditimpa krisis.
Hari-hari ini bangsa Indonesia hanya mendengarkan dan melihat berita
di berbagai media, yang menyuguhkan informasi dalam bentuk berita,
tentang korupsi. Korupsi yang dilakukan para elite partai.
Semua jajaran partai sudah sangat terlibat dalam korupsi. Tidak ada
yang tidak berlaku korup. Korupsi sudah menjadi aktifitas yang wajar.
Korupsi sudah menjadi sebuah budaya.
Hari-hari ini bangsa Indonesia melihat dengan gamblang, para pemimpin
partai harus berhadapan dengan KPK. Mulai dari Ketua Umum, Bendahara,
Sekretaris, sampai Dewan Pembina Partai. Semua menjadi "pasien" KPK.
Mereka seperti tikus busuk yang menggerogoti uang rakyat (APBN).
Tanpa peduli. Mereka menikmati uang rakyat (APBN) dengan lahap. Para
pemimpin partai itu, seperti tak pernah merasa kenyang dengan
menggerogoti uang rakyat (APBN) itu.
Sampai-sampai para elite partai yang memegang jabatan publik itu,
al-Qur'an pun menjadi objek mereka. Al-Qur'an menjadi bahan objekan
korupsi. Tidak dapat lagi memilih-milih. Semua hal di Indonesia bisa
dikorup.
Kalau al-Qur'an yang merupakan wahyu dari Allah Rabbulan Alamin,
sudah menjadi ajang korupsi? Lalu, bagaimana moralitas agama para
pejabat Indonesia? Kejahatan yang mereka lakukan melebihi segala bentuk
kejahatan yang pernah ada.
Padahal, yang melakukan korupsi pengadaan al-Qur'an itu, dulunya
pernah menjadi aktivis, dan memiliki idealisme. Mengapa sesudah masuk
menjadi anggota partai politik, dan menjadi pejabat publik, perilakunya
begitu busuk?
Belum lagi kasus-kasus moral di kalangan elite partai politik. Bukan
berkaitan dengan masalah korupsi. Tetapi, berkaitan dengan perbuatan
faqisah (dosa besar) zina. Berapa banyak anggota DPR yang kedapatan di
tempat-tempat mesum, dan bahkan mereka melakukan foto bugil bersama
dengan perempuan yang bukan menjadi muhrimnya. Tanpa sedikitpun rasa
malu.
Ada pula, yang saat sidang paripurna di DPR, sedang asyik mengunduh
gambar-gambar porno dari IPadnya. Hari Jum'at. Hanya dengan alasan
jenuh. Ini sesuatu yang tidak masuk akal.
Padahal, anggota DPR yang mengunduh gambar porno, yang sempat
diabadikan wartawan itu, dikenal sebagai tokoh partai Islam. Mengapa
semua itu bisa berlangsung?
Aktifitas mereka di DPR, sepertinya juga asal-asalan. Tidak
produktif. Fungsi legislasi tidak optimal. Fungsi anggaran justeru
menjadi tempat dagang, dan mendapatkan "fee", dan mempertebal
kantong. Fungsi kontrol terhadap ekskutif, juga tak jalan, karena para
pemimpin partai politik sudah diikat dengan tali "koalisi" oleh
kekuasaan. Dengan sistem "dagang sapi", dan barter politik, yang sudah lazim.
Rapat-rapat paripurna yang akan mengambil keputusan kurisnya kosong
melompong. Meskipun, awalnya paripurna itu mencapai 'quorum, tetapi
mereka pergi tak pernah mengikuti acara paripurna, dan hanyalah
meninggalkan absen belaka. Tetapi, mereka selalu berebut dengan berbagai
fasilitas yang sangat luar biasa.
Republik ini layak menjadi negara gagal. Kalau melihat para perilaku
pemimpin politiknya, hampir sebagian besar terdiri dari orang-orang yang
secara moral bobrok, dan tidak memiliki tanggung jawab. Mereka hanya
mengejar kenikmatan dunia, dan memuaskan hawa nafsu. Tanpa mempedulikan
lagi moralitas agama.
Partai-partai politik yang seharusnya menjadi jembatan bagi rakyat
dan bangsa dalam melakukan perbaikan, tetapi justeru yang dilakukan para
pemimpin partai politik dan elitenya melakukan penghancuran secara
total kehidupan yang ada.
Maka seharusnya mereka membubarkan diri. Tidak membiarkan diri mereka
terus-menerus terlibat dalam berbagai kejahatan, termasuk korupsi yang
sangat dibenci rakyat. Wallahu'alam.
http://www.voa-islam.com